Sejarah telah mencatat bahwa Awang Bangkal tercatat sebagai salah satu situs paleolitik tertua di Kalimantan bagian tenggara. Penelitian pada 1970an telah berhasil menemukan kapak-kapak perimbas di beberapa lokasi yang berada di aliran Sungai Riam Kanan ini. Kini penelitian lebih lanjut di lokasi tersebut sulit dilakukan, karena sebagian besar badan Sungai Riam Kanan telah tenggelam akibat pembendungan sungai untuk waduk pembangkit listrik. Yang masih tampak tersisa di daerah Awang Bangkal saat ini adalah perbukitan yang mengandung sumber batuan. Makalah ini akan memaparkan dan membahas hasil survei di Awang Bangkal pada tahun 2010 yang berhasil mengumpulkan sampel batuan bahan alat dan beberapa temuan artefaktual. Hasil analisis temuan memberikan gambaran mengenai jenis batuan apa saja yang digunakan untuk membuat alat batu, serta tradisi budaya alat batu yang berkembang di Awang Bangkal. Jika dilihat dari tradisi alat batunya, temuan artefaktual di situs ini tidak hanya menunjukkan ciri teknologi paleolitik tetapi juga teknologi neolitik. Hal ini dibuktikan dengan temuan beliung batu dan batu berbentuk paku yang sudah dikerjakan dengan baik dan dihaluskan.